Gempita perayaan tahun baru sangat
terasa di Jakarta. Ane merasakan betul di malam tahun baru 2013 karena ane
mabit di masjid Bank Indonesia. Suara petasan dan kembang api bergemuruh
sepanjang malam. Ane ngga tau apa yang mereka rayakan, ketika waktu menunjukkan
pukul 00.00 serempak mereka membunyikan terompet, bergerak menuju panggung
hiburan, melihat kembang api, tapi apa tujuan mereka ane ngga tau. Bahkan
mereka sendiripun ane rasa ngga tau, mereka hanya ikuta-ikutan berkerumun di
keramaian.
Ada yang merayakan tahun baru dengan bakar-bakaran,
nonton hiburan di pusat kota, pacaran,
minum alcohol. Setelah itu apa? Udah selesai… dan kota jadi penuh
sampah, bagi mereka yang ikut merayakan hanya menyisakan 3 hal yaitu cape,
ngantuk, bokek…
Yang berbahaya adalah kemubadziran,, coba kita sedikit
berhitung:
15 ribu orang
di Jakarta beli terompet
Missal harga trompet 20ribu
20ribu orangx15ribu rupiah= 300 juta
Indonesia terdiri dari 34 provinsi (Wikipedia), kalikan 300juta dengan
34provinsi = 10.200.000.000
Kalo dibagikan untuk pelacur di Indramayu dengan memberikan 5juta per
orang untuk modal dagang yang halal berarti telah membebaskan 2040 orang
pelacur dari kemaksiatan (pertambahan jumlah pelacur di indramayu 1500 per
tahun, th 2001 sebanyak 1725org dan alasan mereka rata-rata adalah masalah
ekonomi)
ITU BELUM TERMASUK PETASAN DAN KEMBANG API… silahkan liat di: http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/01/01/22586/mubazir-sajatahun-baru-habiskan-uang-milyaran-rupiah-demi-kembang-api/
Dana itu semua bisa dimanfaatkan
untuk berbagai kebaikan, meningkatkan pendapatan nasional, mengurangi
kemiskinan, bahkan memberantas kemaksiatan seperti contoh diatas
Wallahu alam