Quote of this day

SEMOGA SUKSES ^_^ !! salam hangat dari saya semoga kita selalu mengingat ALLAH, karena ALLAH tidak pernah lupa dengan kita * mari berolahraga agar tubuh sehat dan bugar * dahulukan makan buah sebelum makan menu utama agar nutrisi dapat terserap lebih optimal * Ronaldinho pernah mencuri apel agar ia dapat latihan berlari lebih kencang * belajar dari alam membuat kita semakin bijak * bergaullah dengan orang yang tepat tapi berilah pengaruh positif pada semua orang * tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

Jumat, 12 September 2014

INDIGO





 ...

“oke, jadi begini Guys…. Ada beberapa hal yang menurutku bisa jadi alasan yang kuat untuk mengkategorikan Rana sebagai seorang anak indigo. Pertama adalah dari keterangan Clara dua hari lalu, Rana sering terlihat diam, atau berbicara sendiri dengan sesuatu seolah berbincang dengan orang lain, dia juga pernah menasehati teman kos Clara layaknya orang yang lebih tua.

Yang kedua adalah hasil observasiku pada Rana kemarin yang memang tampak ada beberapa kejanggalan yang terjadi di antara kami….” Sebelum sempat aku menjelaskan detail kejadian yang menimpa kami kemarin, tiba-tiba Bayu menyela pembicaraanku

“Tunggu Dis,, sebelum kamun jelaskan tentang tanda-tanda Rana. Lebih baik kamu terangkan dulu apa itu indigo supaya kami ada gambaran dan bisa ikut membandingkan dengan penjelasan kamu nanti”
“oke Bay,, jadi begini, indigo itu adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Konsep tentang indigo ini pertama kali ditemukan oleh Nancy Ann Tappe pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982, Tappe menerbitkan buku ‘Understanding Your Life Through Color’ atau bahasa indonesianya ‘memahami hidup anda melalui warna’.

Dalam buku tersebut Tappe menjelaskan bahwa semenjak pertengahan tahun 1960-an ia mulai menyadari bahwa ada banyak anak yang lahir dengan aura indigo atau berwarna nila. Nah, warna indigo itu bisa kita lihat dari alat yang biasa kita sebut foto aura”
“akurat kah itu dis?” tanya Clara antusias
“ya, sejauh ini yang aku tahu memang seperti itu” jawabku tegas, “warna aura merepresentasikan  kepribadian seseorang”
“yang seperti itu dibahas juga dalam psikologi dis?” tanya bayu
Aku menganggukkan kepala, bayu menyambung perkataannya “koq jadi seperti supranatural ya?”
“mungkin seperti itu, tapi yang aku tau semuanya bisa dijelaskan secara ilmiah bay” jawabku
Clara menatapku, ia kemudian berkata “coba jelaskan secara lebih ilmiah dis…”

“oke, jadi Nancy Ann Tape bisa dibilang sebagai pencetus istilah indigo untuk anak-anak berkemampuan khusus tersebut. Nah di tahun 1998 gagasan tentang indigo tersebut kemudian dipopulerkan oleh Lee Caroll dan Jan Tober  dalam buku yang berjudul The Indigo Children: The New Kids Have Arrived. Tidak hanya sampai disitu, bahkan pada tahun 2002, diadakan konferensi internasional untuk anak indigo yang diselenggarakan di Hawai. Lalu pada tahun 2003 mulai dibuat film tentang indigo yang di sutradarai oleh James Twyman”



 Terlihat raut wajah keduanya sangat serius. Tatapan mereka tajam ke arah mataku, seolah ingin terus mendengarkan penjelasan yang ku paparkan. Ini dia, sebuah perasaan yang paling membuatku senang, yaitu berbagi pengetahuan terhadap sesuatu yang menjadi passion-ku selama ini. Tatapan antusias itu membuat mulutku tak ingin berhenti untuk berbicara. Bahkan bila diberikan waktu untuk berbicara terus hingga tengah malam pun aku tak akan keberatan. memang agak berlebihan, namun itulah namanya passion, tak akan dapat dikalahkan oleh rasa lelah. Sama halnya dengan seorang atlet sepakbola yang setiap hari latihan namun mereka tidak pernah merasa bosan untuk melakukannya.
Aku melanjutkan pembicaraan “sampai disini gimana guys,, jelas?”
Clara tersenyum dan mengangguk, Bayu memegang janggutnya “lalu, apa keistimewaan dari anak indigo dan bagaimana kita bisa membedakan dengan anak lainnya?”

“oke,,, perlu kita pahami dahulu bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kelengkapan panca indera. Ada mata untuk melihat, lidah untuk merasa, kulit untuk meraba, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium. Semua alat indera itu adalah sensor kita untuk dapat merespon suatu rangsangan yang terjadi di sekitar kita. Secara sederhana bahwa rangsang itu kemudian di teruskan ke otak sebagai pusatnya. Setelah itu otak akan mengambil keputusan terhadap respon apa yang akan kita perbuat terhadap rangsangan yang terjadi tersebut.

Tingkat kekuatan alat bantu seperti mata, telinga, hidung, lidah dan kulit sangat menentukan hasil penginderaan yang dicapai. Alat indra yang lemah atau rusak tidak akan bisa menghasilkan proses pengindraan yang baik. Begitu pula tingkat kemampuan sistem syaraf pusat dengan ujung-ujung syarafnya ikut menentukan proses penghantaran sinyal-sinyal listrik statis dari alat indera ke otak.
Pada anak indigo, sebagian fungsi alat bantu panca indera dikurangi dan sebagai gantinya digunakan pengindraan langsung oleh otak dengan tugas sensor dibantu oleh ujung-ujung syaraf di tepi otak bagian luar. Ujung-ujung syaraf ini menangkap secara langsung pancaran gelombang yang mendatanginya dan mengirimkannya menjadi sinyal-sinyal listrik untuk diolah di otak….”
Clara memotong pembicaraanku “sory Dis, apa proses tersebut juga berkaitan dengan gelombang otak manusia?”

yup,, benar Ra. Dalam melakukan kegiatannya otak menggunakan energi dari tubuh yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Tegangan listrik yang dibutuhkan oleh otak untuk bekerja hanya 1/10 volt. Dengan sinyal-sinyal listrik inilah otak bekerja menerima, mengolah dan menyampaikan informasi. Semua kegiatan otak ini berlangsung di sel-sel yang jumlahnya 1 triliyun, 100 milyar sel sel aktif dan 900 milyar sel-sel penghubung

Kemudian perlu kita ketahui bahwa otak memancarkan gelombang yang disebut gelombang otak. Gelombang otak ini dibedakan menurut frekuensinya, yaitu Gamma (berfrekuensi 16-100 Hz), Beta (12-19 Hz), Alpa (8-12 Hz), Theta (4-8 Hz), Delta (0,5-4 Hz) dan yang terakhir ditemukan oleh Dr. Jeffrey D. Thompson, D.C., B.F.A . ,dari Neuroacoustic research, bahwa masih ada gelombang otak dengan frekuensi dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yakni gelombang Epsilon. Semua gelombang tadi merambat di udara dengan kecepatan cahaya sebesar 299.792,46 kilometer per detik

Gelombang otak inilah yang ditangkap oleh sensor di otak orang Indigo sebagai pembawa informasi dan dipancarkan kembali sebagai bentuk penyampaian informasi atau perintah. Gelombang otak berfrekuensi sangat rendah, sehingga mudah dipantulkan oleh penghalang, seperti partikel debu dan akan tersebar sehingga mudah dikumpulkan. Kebanyakan otak orang Indigo bekerja di gelombang dengan frekuensi sangat rendah (Alpha ke bawah).”
Bayu kembali berbicara, “bisa lebih disederhanakan?, misalnya dengan contoh”
 

...

_Halaman 46_