Quote of this day

SEMOGA SUKSES ^_^ !! salam hangat dari saya semoga kita selalu mengingat ALLAH, karena ALLAH tidak pernah lupa dengan kita * mari berolahraga agar tubuh sehat dan bugar * dahulukan makan buah sebelum makan menu utama agar nutrisi dapat terserap lebih optimal * Ronaldinho pernah mencuri apel agar ia dapat latihan berlari lebih kencang * belajar dari alam membuat kita semakin bijak * bergaullah dengan orang yang tepat tapi berilah pengaruh positif pada semua orang * tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

Selasa, 25 Maret 2014

FIRASAT



 (dari cerita saya di hal 64)

Si kecil Rana duduk di sofa panjang berwarna cokelat tua. Ia berada dalam sebuah ruangan yang dikelilingi kaca di sisi belakang, dan kirinya. Di depannya ia melihat sebuah dinding berwarna putih dan meja kayu dengan TV LCD 21 Inch di atasnya dan di bagian kanan Rana melihat ada ruangan yang memanjang berisi meja makan ukuran sedang dan perlengkapan dapur. Di ruangan yang memanjang itu ada sebuah pintu yang sedikit terbuka menghadap ke arahnya. Ruangan itu adalah kamar tidur dengan sebuah spring bed besar di dalamnya. Ia melihat lebih jauh ke dalam ruangan memanjang dan mendapati sebuah pintu kamar mandi berada di ujungnya. 

Rana memandangi ruangan tempatnya duduk. Ruangannya tidak terlalu besar kira-kira lima kali tujuh meter, ia sendirian tanpa ada seorangpun yang menemaninya. Lantainya di tutupi karpet empuk berwarna krem. Sesekali ia celingukan mencari Clara dan yang lainnya namun ia tidak mendapati mereka semua.
Sayup sayup terdengar suara angin berhembus dari sela-sela jendela yang sedikit terbuka. Rana menghampirinya. Ia melihat jauh dan memandangi orang-orang berlalu lalang di bawahnya. Saat itu Rana menyadari bahwa dirinya berada di sebuah gedung yang cukup tinggi, mungkin ini apartemen atau kondominium yang bisa dibilang cukup mewah.

Dari kejauhan terdengar suara dua orang yang saling adu mulut. suara tersebut terdengar mendekati ruangan tempat Rana duduk. Rana merasa khawatir dan bingung dengan hal itu. Suara tersebut terdengar dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yang asing bagi dirinya.

Awalnya ia menyangka bahwa suara tersebut adalah suara Clara, tapi setelah ia dengarkan lebih teliti ternyata bukan.

Sepuluh menit kemudian terdengar suara keduanya berada di depan pintu masuk ruangan apartemen. Rana merasa cemas, ia masuk ke dalam ruang kamar dan bersembunyi di balik pintu sambil mengamati keduanya dari sana.

Kedua orang itu kemudian masuk ke dalam ruang apartemen. Mereka masih saling melempar kata-kata celaan satu dengan lainnya. rana mengamati dan mencoba untuk mengenali keduanya, namun ia tetap tidak mengenalinya. Perdebatan diantara mereka terus berlanjut, hingga akhirnya seorang laki-laki yang berdebat itu memukul kepala perempuan yang berada di hadapannya.

Perempuan itu jatuh tersungkur, ia terlihat pingsan dan tidak sadarkan diri. Dari balik pintu kamar, Rana merasa adrenalinnya benar-benar terpacu, jantungnya berdegup kencang. Rana merasa sangat ketakutan namun ia menahan diri untuk tidak bersuara.

Beberapa menit kemudian laki-laki tersebut mengeluarkan sebuah jarum suntik dan botol sangat kecil yang biasa digunakan dokter untuk menyimpan serum (cairan kimia). Entah serum apa yang dikeluarkannya. Laki-laki itu memasukkan cairan dari dalam botol ke alat suntik . Tangannya sangat terampil, sepertinya laki-laki itu memang sudah sangat ahli dalam melakukan hal tersebut.



Sesaat kemudian, ia menyuntik lengan kiri perempuan itu. Setelah selesai, ia merapihkan peralatannya dan membersihkan semua bukti yang tersisa. Sebelum keluar ia menatap ke sekitar, ia juga sempat melihat ke arah dimana Rana bersembunyi. Rana semakin merasa takut, namun nampaknya laki-laki itu tidak menyadari keberadaan Rana di balik pintu.

Setelah laki-laki itu pergi, Rana keluar dari persembunyiannya. Ia menghampiri perempuan yang tergeletak tidak sadarkan diri. Rana bingung harus berbuat apa.

Tiba-tiba ruangan menjadi gelap total, ia tidak bisa melihat apa-apa. Beberapa menit kemudian Rana merasa tubuhnya seperti melayang-layang. Setelah itu Rana melihat bayangan tentang kecelakaan Bayu, disusul dengan bayangan-bayangan lainnya yang sangat mengerikan. Darah, tubuh yang tersayat, ledakan dan banyak lagi hal-yang membuat Rana sangat ketakutan. Selanjutnya, Rana melihat sebuah pemakaman dengan puluhan orang berkerumun mengelilinginya. Rana coba mendekat, ia melihat Yudis Bayu dan Rasyid berdiri sejajar.

‘Kak Clara dimana??’ tanya Rana dengan penuh kecemasan. Ia mengamati sekitar, dan sangat khawatir dengan keberadaan Clara. ‘kak Clara dimana??’ tangisnya pecah

Seorang perempuan dewasa dan seorang anak kecil berjalan dengan bergandeng tangan memasuki kerumunan, mata mereka terlihat sembab. Nampaknya kedua orang itu adalah orang yang paling terpukul atas kematian tersebut. Setelah Rana mengamati, ternyata wanita itu adalah Clara.

‘lalu siapa yang sedang di makamkan itu?’ tanya Rana antusias. 

Beberapa saat setelah jenazah selesai di kuburkan, seorang petugas pemakaman mengangkat sebuah papan bertuliskan nama dan tanggal kelahiran-dan kematian almarhum.
Rana mengamati papan itu dan ia melihat terpampang sebuah nama yang tidak asing bagi dirinya.
“……………”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar