Selasa 12/8/2014 terjadi kecelakaan
di depan Ruko Sentra menteng jakarta selatan dengan melibatkan satu unit sepeda
motor, dua unit mini bus jenis freed dan avanza sera satu unit taxi
Dalam kecelakaan tersebut tidak
ditemukan korban tewas, namun terdapat setidaknya 7 hingga sepuluh orang
mengalami luka-luka dan kerugian berkisar antara 250-500 juta rupiah.
"Kendaraan
yang terlibat kecelakaan, taksi, Honda Freed, dan Toyota Avanza," ujar
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kota Tangerang Komisaris Donni Eka Syaputra,
Selasa, 12 Agustus 2014.
Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIB ketika mobil Honda Freed putih keluar dari perumahan Taman Menteng hendak menuju Bintaro Sektor 9. Sebelum mencapai pertigaan jembatan Taman Menteng, mobil tersebut menyenggol sebuah sepeda motor. Namun pengendara mobil langsung tancap gas meninggalkan pengendara sepeda motor yang tersenggol itu.
Saat berbelok ke kiri dari pertigaan jembatan Taman Menteng, pengendara Honda Freed tak dapat menghindari Toyota Avanza yang sedang melaju kencang dari Bintaro Plaza. "Karena sama-sama sedang dalam keadaan kencang, kedua kendaraan pun bertabrakan. Sebuah sepeda motor lain juga tersenggol akibat tabrakan itu," kata Donni.
Tabrakan beruntun ini diperparah dengan taksi berwarna oranye yang ikut menabrak Toyota Avanza tersebut. "Taksi berusaha menghindar, tapi tidak berhasil. Tabrakan itu memicu api dan ketiga mobil terbakar. Tidak ada korban jiwa," kata Donni. Beberapa pengendara mengalami luka ringan dan dibawa ke Rumah Sakit Premiere Bintaro. (sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/08/12/064598996/Tabrakan-Beruntun-di-Bintaro-Tiga-Mobil-Terbakar)
Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIB ketika mobil Honda Freed putih keluar dari perumahan Taman Menteng hendak menuju Bintaro Sektor 9. Sebelum mencapai pertigaan jembatan Taman Menteng, mobil tersebut menyenggol sebuah sepeda motor. Namun pengendara mobil langsung tancap gas meninggalkan pengendara sepeda motor yang tersenggol itu.
Saat berbelok ke kiri dari pertigaan jembatan Taman Menteng, pengendara Honda Freed tak dapat menghindari Toyota Avanza yang sedang melaju kencang dari Bintaro Plaza. "Karena sama-sama sedang dalam keadaan kencang, kedua kendaraan pun bertabrakan. Sebuah sepeda motor lain juga tersenggol akibat tabrakan itu," kata Donni.
Tabrakan beruntun ini diperparah dengan taksi berwarna oranye yang ikut menabrak Toyota Avanza tersebut. "Taksi berusaha menghindar, tapi tidak berhasil. Tabrakan itu memicu api dan ketiga mobil terbakar. Tidak ada korban jiwa," kata Donni. Beberapa pengendara mengalami luka ringan dan dibawa ke Rumah Sakit Premiere Bintaro. (sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/08/12/064598996/Tabrakan-Beruntun-di-Bintaro-Tiga-Mobil-Terbakar)
SEKILAS MENGENAI PSIKOLOGI MASA
Massa (mass) atau crowd
adalah suatu bentuk kumpulan (collection)
individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam
kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa
berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
1. Massa menurut Gustave Le Bon (yang
dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan
suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan
mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang
sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat
bioskol\p dan lain sebagainya.
2. Massa menurut Mennicke (1948)
mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa
abstrak dan massa konkrit.
·
Massa
Abstrak adalah sekumpulan orang yg belum terikat satu kesatuan, norma, motif
dan tujuan tertentu. Terbentuk karena : ada kejadian yg menarik, ancaman
terhadap individu dan adanya kebutuhan yg tidak terpenuhi.
·
Massa
Konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri
a.
Adanya
ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan,
persamaan ide, dan sebagainya.
b.
Adanya
persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri
dan sebagainya.
c.
Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya
telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit
kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang
atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke
massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa
yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa
abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer,
dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.
3. Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey,
1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif.
a. Massa aktif (mob) yaitu massa yang
terbentuk karena telah terbentuknya tindakan nyata seperti demonstrasi dan
perkelahian missal.
b. Massa Pasif (audience) yaitu
kumpulan orang yg belum melakukan tindakan nyata, misal : orang-orang berkumpul
mendengarkan ceramah, mengikuti seminar dan nonton pertandingan basket
Psikologi adalah ilmu tentang perilaku dan proses mental. Massa
dapat diartikan sebagai bentuk kolektivisme (kebersamaan). Oleh karena itu
psikologi massa akan berhubungan perilaku yang dilakukan secara bersama-sama
oleh sekelompok massa. Fenomena kebersamaan ini diistilahkan pula sebagai
Perilaku Kolektif (Collective Behavior).
Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang ingin
melakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya.
Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak
diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal
orang sebagai gerakan social (Social Movement).
ANALISIS
Sudah menjadi hal lumrah di tataran
masyarakat indonesia yang menganggap bahwa fenomena seperti kecelakaan, tragedi
atau hal lain akan mengundang perhatian massa.
Tak
terkecuali dengan peristiwa yang terjadi sehari lalu di daerah bintaro
tersebut.
Dalam
hal ini saya mencoba membuat analisa tentang keadaan psikologi massa (penduduk
sekitar, tidak termasuk korban) yang melihat fenomena tersebut.
Dalam
pembahasan mengenai psikologi massa kita mengenal beberapa macam bentuk prilaku
kolektif, yaitu CROWD (KERUMINAN), MOB, PANIC, RUMORS, OPINI PUBLIC, dan
PROPAGANDA.
Sebelum
kita membahas lebih lanjut mengenai macam macam bentuk perilaku kolektif, saya
akan menyajikan sebuah teori dari seorang psikolog bernama Neil Smelser yang
berpendapat mengenai kondisi yang memungkinkan
munculnya perilaku kolektif, diantaranya:
1.
Structural conduciveness: beberapa struktur
sosial yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti: pasar, tempat
umum, tempat peribadatan, mall, dst.
2.
Structural Strain: yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat
yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar pendukng kontestan pilkada.
3.
Generalized beliefs : share interpretation of event (kepercayaan yg
sama terhadap sebuah acara), misalnya perkumpulan ceramah agama.
4.
Precipitating factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence). Misal ada pencurian, ada
kecelakaan.
5.
Mobilization for actions: adanya mobilisasi
massa. Misalmya : aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dst.
6.
Failure of Social Control – akibat agen yang
ditugaskan melakukan kontrol sosial tidak berjalan dengan baik.
Nah, kejadian mengenai berkumpulnya banyak orang
saat fenomena kecelakaan didasari oleh Precipitating
Factor, dimana pemicu berkumpulnya banyak orang dalam satu wilayah karena
adanya sebuah kejadian yang mengundang perhatian massa. Hal tersebut terjadi
karena masih tingginya solidaritas masyarakat indonesia dalam hubungan
toleransi antar masyarakat, masyarakat sekitar masih memiliki kepedulian untuk
menolong korban kecelakaan tersebut. Mungkin akan berbeda respon masyarakat
apabila hal tersebut terjadi di amerika atau jepang dimana kehidupan disana
sudah terlalu individualis. Masyarakat individual akan menyerahkan tugas
penyelamatan korban pada petugas yang berwajib seperti polisi dan pemadam
kebakaran.
Hal lain yang mungkin menjadi motivasi
masyarakat untuk berkumpul adalah mereka ingin mengabadikan momen dalam kamera/
handfonnya hanya sekedar untuk dijadikan sebagai dokumen pribadi atau bahkan
dijual ke pihak media masa. Disinilah sebenarnya yang menjadi motivasi besar
masyarakat sekira satu jam setelah peristiwa kecelakaan terjadi.
Macam bentuk prilaku yang terjadi pada peristiwa tersebut
adalah CROWD
Secara deskriptif Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai :
1. Sekelompok orang yang membentuk
agregasi (kumpulan),
2. Jumlahnya semakin lama semakin
meningkat,
3. Orang-orang ini mulai membuat suatu
bentuk baru (seperti lingkaran),
4. Memiliki distribusi diri
yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas, dan
5. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat.
KESIMPULAN
Dari fenomena kecelakaan yang terjadi di Bintaro tanggal 12
Agustus lalu, dapat kita simpulkan bahwa fenomena berkumpulnya masa dapat
digolongkan sebagai fenomena CROWD, dimana faktor pemicunya adalah sebuah
Precipitating Factor yaitu kecelakaan beruntun dua buah mini bus, satu taksi
dan satu sepeda motor.
Selanjutnya
terjadi konsentrasi masa yang semakin membesar dengan motivasi:
- Menolong korban
- Masyarakat tercengang dengan fenomena tersebut
- Fenomena dianggap sebagai sesuatu yang menarik perhatian
- Melakukan pendokumentasian dengan tujuan untuk pribadi maupun mencari keuntungan
- Petugas yang berwenang menjalankan tugasnya
Menurut
saya prosentase motivasi massa terbesar adalah nomor 4, yakni pendokumentasian
karena pada era ini setiap orang memiliki alat komunikasi
(handphone/smartphone) yang telah dilengkapi kamera. Namun apa tujuan mereka
melakukan pendokumentasian tersebut? Tanyakan saja pada orangnya... Hehehe
Terimakasih,
semoga bermanfaat
Yulian
Dwiantoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar