Setelah lelah melakukan
perjalanan panjang akhirnya kami putuskan untuk kembali menuju penginapan. Sepanjang
perjalanan pulang kami ditemani oleh guyuran hujan dan hawa dingin gunung
halimun salak.
“ayo semangat,, ! “ teriak dirga sambil
tersenyum pada kita semua
Dia berjalan di depan
kami, terus menyemangati kami seolah tak merasa lelah sedikitpun. ‘makan apa
dia’ tanyaku dalam hati, kuat betul sedangkan kami semua sudah terengah-engah
kelelahan. Ku perhatikan wajah gea selalu tampak berbinar saat dirga menatap
kearahnya, jangan-jangan dia ada hati padanya?. Tapi Ah,, pikiran aneh itu
langsung ku usir dari kepala. Lagipula ada masalah apa kalo memang Gea ternyata
suka pada dirga?. Biar saja,,
Kami melewati shelter
peristirahatan, dirga berjalan dengan memikul tas yang berisi semua
perlengkapan kami. Tanpa banyak bicara ia berjalan dengan cepat menuju
penginapan. Kami mengikuti dari belakang sambil sesekali beristirahat karena
kelelahan
Setengah jam kemudian kami tiba
di penginapan, rasa lelah , lapar, dan kedinginan kami rasakan sepanjang jalan.
Ternyata dirga sudah sampai duluan, ia langsung membuat teh panas untuk kami
yang baru datang. Gea mengambilkan gelas dan menuangkannya untuk kami semua
Nyess,, rasa teh manis panas
terasa mengalir di tenggorokan.sejenak menghilangkan dingin yang menusuk-nusuk
badan.
-------------
Malam menjelang, kami telah
selesai membersihkan diri. Setelah makan malam kami berkumpul di ruang tamu
sambil ngobrol-ngobrol santai.
“gimana menurut kalian perjalanan
kita hari ini”: tanya dirga
“bagus, keren. Bisa jadi
destinasi tahunan nih buat kita kesini lain waktu” jawab gea
“iya, keren. Makasih ya udah bawa
kita kesini” sambung friska
Rian hanya manggut-manggut tanda
setuju
“ini belum seberapa. Masih banyak
tempat lain di negeri kita ini yang jauh lebih indah dari yang kita lihat
sekarang” tegas dirga
Aku ikut berbicara“iya bener tuh
apa kata dirga, masih ada ribuan curug
yang mengalir deras, masih ada pantai yang indah-indah di bali, jogja, makasar,
masih ada gunung yang indah juga seperti di bromo, rinjani dan masih banyak
lagi”
Rian menyambung “gue setuju sama
bagas. Belum lagi kekayaan bawah laut negara kita ada bunaken, raja ampat dan
masih banyak lagi. Pokoknya subhanallah luar biasa”
Dirga kembali berbicara “temen-temen,,
gue ada ide. Gimana kalo kita jelajahi nusantara ini, setiap tiga bulan sekali
kita traveling ke berbagai pulau, terus kita share ke blog atau sosmed, kita
sosialisasikan ke generasi muda supaya lebih mencintai negeri ini supaya mereka
bisa merasakan apa yang kita rasakan”
Aku menyahut “iya tuh, gue setuju.
Nanti di blog itu kita sisipkan juga tausiyah keagamaan dan semangat untuk
cinta tanah air. Gue mau apa yang kita rasakan juga bisa dirasakan orang lain,
dan tentunya harus ada manfaat dan semangat untuk berdakwah didalamnya, secara
kita anak UIN yang ada sedikit basic agama. Gimana, kalian setuju ga?”
Friska, dirga dan Gea
menganggukkan kepala
“menurut lo gimana rian?”
“gue ga yakin nih, pasti kita
butuh uang banyak banget untuk bisa melakukan hal itu. Sedangkan gue untuk
ongkos sama biaya kos sebulan aja pas-pasan, belom kerja pula sekarang”
“udah, kalo masalah duit mah
tenang aja. Pasti bisa koq, kita niatin aja untuk berdakwah, jadi perjalanan
kita nanti insyaallah diganjar pahala jihad, insyaAllah dipermudah semuanya. Gimana?”
“bener apa yang dibilang bagas,
gue setuju. Tugas kita adalah melakukan upaya semaksimal mungkin tiga bulan
kedepan. Ya itung-itung kita jadi punya motivasi lebih untuk cari penghasilan.”
Friska bicara “ iya bener, gue
setuju. Kalopun kalian ada masalah soal uang bisa kita omongin koq”
“tuh denger apa kata bos friska,
kita pasti bisa traveling bareng berlima.gimana rian?”
“oke deh, gue coba”
“oke kalo begitu kita
deklarasikan, mulai malam ini kita akan berusaha, kita berjuang untuk bisa
mewujudkan cita-cita itu bersama-sama. Setuju?”
Saat itu kami merasa sangat
bersemangat, seolah ada api unggun yang menyala ditengah kami, padahal udara
malam itu benar-benar dingin namun hangatnya persahabatan mengalahkan itu semua.
Kami semua sadar apa yang kami ucapkan dan konsekuensi di belakangnya, namun
sudah menjadi sebuah tekad yang menghujam dalam diri kami bahwa kami akan
mencintai Agama kami, dan mencintai negeri ini dan ‘bergerak sepenuh hati’
untuk melakukan yang terbaik yang kami mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar