Quote of this day

SEMOGA SUKSES ^_^ !! salam hangat dari saya semoga kita selalu mengingat ALLAH, karena ALLAH tidak pernah lupa dengan kita * mari berolahraga agar tubuh sehat dan bugar * dahulukan makan buah sebelum makan menu utama agar nutrisi dapat terserap lebih optimal * Ronaldinho pernah mencuri apel agar ia dapat latihan berlari lebih kencang * belajar dari alam membuat kita semakin bijak * bergaullah dengan orang yang tepat tapi berilah pengaruh positif pada semua orang * tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

Jumat, 03 Januari 2014

VERLICHTE

...
Bus transjakarta yang ia tumpangi berhenti di halte harmoni untuk transit sejenak. Segerombolan orang keluar dan berganti dengan gerombolan yang lain. Terlihat ekspresi yang beraneka ragam dari penumpang bus, ada yang terlihat buru2, ada yang duduk santai sambil mendengar headset, ada yang terlihat pegal2 karena sudah berdiri terlalu lama. Namun pandangan risa tertuju pada seorang pria ekspatriat yang bertubuh tinggi kekar, berkulit putih namun berambut hitam terlihat seperti keturunan indo-belanda.

Pemandangan itu membuat ia teringat dengan buku catatan seorang pria belanda bernama Peter van hoff. Dalam buku catatan tsb, van hoff menggambarkan keadaan kota batavia yang pada masa itu orang belanda banyak tinggal disana. Setiap pagi dan sore, kota batavia dipadati oleh orang kulit putih yang mengenakan pakaian rapih dan licin, mereka berlalu lalang di kota dengan menumpang trem, sepeda kumbang atau berjalan kaki. Keadaan trem saat itu serupa dengan bus transjakarta yang ditumpangi risa, namun dulu orang pribumi tidak diizinkan berada satu kelas dengan para mijnher dan mevrow belanda. Orang pribumi dilarang duduk berdampingan dengan orang belanda, tempat pribumi adalah di paling belakang bersama ternak atau barang. Di restoran pun demikian, meskipun tidak ada tulisan ''kawasan bebas pribumi'' namun ada larangan secara tersirat yang apabila dilanggar akan dikenakan sanksi tegas.




Tanpa sadar ternyata bus telah tiba di halte bus kota tua. Risa memandang bangunan stasiun kota yang usianya sudah setua kota batavia. Dalam kekagumannya tersebut risa teringat untuk mengeluarkan buku catatan yang sudah ia persiapkan dalam ranselnya.

Disaat bersamaan pria bule yang tadi satu bus dengan risa sedang membuka peta di tablet-nya untuk melihat google map. Sore itu memang mendung telah menutupi kota jakarta. Rintik hujan pun turun dengan lembut membasahi rasa lelah penduduk kota yang saat itu tergesa mencari tempat berteduh.

Pria bule itu bernama cristopher de vrist, dia memang seorang keturunan indo belanda namun darah belandanya lebih mendominasi sehingga terlihat seperti seorang mijnher. Dia adalah seorang peneliti yang bekerja di kedutaan belanda. Projeknya kali ini adalah meneliti kebenaran kabar tentang dikuburnya harta kesultanan banten di sepanjang kali sunter. Harta kesultanan tersebut konon dikubur oleh bendahara sultan saat leluhurnya ''para marsose belanda'' mencoba menaklukkan kesultanan banten.

Untuk melanjutkan penelitiannya ia mencoba mencari bukti dengan mendatangi berbagai museum di jakarta. Tujuannya kali ini adalah museum fatahillah kota tua jakarta.

Setelah membuka peta dalam tabletnya, cris bergegas menuju tempat tujuannya melewati museum mandiri, namun terhenti di halte depan museum Bank Indonesia.

Saat itu halte bus belum terlalu ramai, hanya tampak 3 orang sedang berdiri sambil memperhatikan jalan, 4 orang yg lain duduk asyik dengan gadgetnya. Pandangan cris tertuju pada seorang wanita muslimah yang sedang duduk dan membuka-buka sebuah buku yg terlihat seperti sebuah binder.

Paras wajahnya sangat cantik, bola mata yang jernih dan bulat, pipi yang bersih kemerahan, bentuk dagu yang proporsional dan hidung yang mancung serta bibir merah jambu memperlihatkan keanggunan wanita jawa. Keanggunan tersebut semakin terlihat nyata dengan balutan hijab yang menutupi kepalanya. Cris terpaku sesaat, sembari pikirannya menerobos ruang dan waktu seraya membayangkan para putri raja tanah jawa yang terkenal memiliki wajah manis.

Namun seketika cris tersadar dari lamunannya dan berkata dalam hati ''oh tuhan, beri aku kekuatan untuk mengendalikan pikiran ku yang ngawur ini''.

Lama kelamaan, halte bus dipadati oleh para pengendara sepeda motor yang menepi untuk menunggu hujan reda. Setelah satu jam berteduh di halte, cris melihat arloji rolexnya dan jarum telah menunjukkan pukul 5 sore. ''nampaknya aku datang terlalu sore, mudah-mudahan museum belum tutup''. Tak lama kemudian hujan mulai reda dan cris kembali melanjutkan perjalanannya. 5 menit berjalan, ia akhirnya tiba di depan museum sejarah jakarta atau terkenal dengan museum fatahilah. Dari kejauhan terlihat pintu gerbang telah tertutup, cris bergegas mengambil jalan memutar mencari pintu belakang untuk menemui penjaga museum dan berharap surat riset dari kedutaan belanda dapat membantunya untuk membujuk penjaga membukakan pintu gerbang museum.



Ketika tiba di pintu belakang, cris kembali melihat orang yang tadi dilihatnya di halte bus. gadis itu sedang berusaha membujuk penjaga museum untuk dapat masuk, namun nampaknya penjaga museum agak mengabaikan bujukannya. Tibalah cris di depan pos penjaga, ia lalu mengeluarkan secarik kertas bertanda tangan dubes belanda. Sejenak penjaga melihat isi surat tersebut kemudian bertanya, ''sory sir, your name is cristopher de vrist?''. Cris menjawab dengan bahasa indonesia cukup fasih sambil mengulurkan tangan ''iya betul saya cris''. ''oh mister bisa bahasa indonesia, perkenalkan saya agus, staf perawatan dan pemeliharaan museum fatahilah'' menyambut dengan menjabat tangan cris. ''oh pak agus, senang bertemu anda'' sahut cris. ''iya sama-sama, prof agung telah menceritakan bahwa sahabatnya dari belanda akan mengunjungi tempat ini dan saya di perintahkan untuk menemani anda sampai beliau kembali dari mengajar di kampus''.
''terimakasih pak agus, maaf kalau saya merepotkan sore-sore begini''
''tak usah sungkan, apa yang bisa saya bantu?'' jawab pak agus.
''saya ingin melihat2 ke dalam pak, bapak bisa temani saya?'' ujar cris
''dengan senang hati, itu memang bagian dari tugas saya''.

Melihat cris masuk dengan cukup mudah, risa akhirnya memohon kepada cris untuk memperbolehkannya ikut masuk bersamanya.
''mister, izinkan saya masuk bersama anda...'' sahut risa sembari memohon. Melihat wajah risa, cris seperti terperdaya dan tak kuasa menolaknya. Akhirnya mereka bertiga masuk ke dalam museum bersamaan.

Dalam perjalanan menyusuri museum, terdengar pak agus menjelaskan tentang sejarah museum tersebut sampai akhirnya berhenti di sebuah lemari kaca yang di dalamnya terdapat kertas2 kuno yang terlihat tampak kecoklatan. ''Nah ini dia manuskrip yang mister cari''. ''terimakasih pak agus, bisakah anda tinggalkan saya sendiri bersama manuskrip ini?'' ujar cris. '' ya tentu, panggil saja saya kalau mister butuh bantuan''. Cris tersenyum dan mengangguk. Dengan teliti cris memperhatikan tiap rangkaian huruf yang membentuk kata-kata berbahasa belanda dalam manuskrip itu. Di dalamnya dijelaskan bahwa kota batavia didirikan oleh jan pieterszoon coen pada 1619. Batavia merupakan pusat perdagangan voc di kawasan hindia timur. Namun kota dalam benteng itu sering kali mendapat serangan dari pasukan banten, pasukan raja-raja jawa dan laskar pangeran jayakarta. Untuk mengamankan batavia, voc kemudian membangun enam buah benteng di sebelah selatan batavia yang saat itu masih banyak hutannya. Namun keenam benteng yang dimaksud tak dipaparkan secara mendetail dalam manuskrip itu. Hanya 3 benteng saja yang dijelaskan disana, yaitu benteng rijswijk, benteng noordwijk dan benteng frederik. Ketiga benteng tersebut didirikan pada pertengahan abad ke tujuh belas. Fungsinya sebagai pertahanan pertama jika datang serangan dari sebelah selatan. Kemudian di sekitar benteng muncul pemukiman pribumi, indo-eropa, cina dan kaum mardijker, yaitu para budak voc yang telah di merdekakan.

Saat sedang khusyuk membaca, terdengar suara jeritan dari lantai 2 museum. Cris teringat bahwa gadis yang tadi berteduh di halte bersamanya saat ini berada disana. Dengan tangkas cris menutup lembaran manuskrip menyimpan dengan rapih di lemari kaca dan bergegas lari menuju anak tangga dan mencari sumber suara tersebut.


...to be continued...


(fakta diambil dari berbagai sumber otentik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar